Table of Contents
Vaksin Sinovac vs AstraZeneca – Sampai sekarang negara kita belum terbebas dari virus Corona (Covid-19). Meskipun di beberapa wilayah mengalami penurunan, akan tetapi belum bisa di kategorikan 100 persen aman. Sehingga, kita tetap waspada dan harus selalu mentaati protokol kesehatan.
Untuk menekan penyebaran virus Covid-19, para epidimolog memberi saran untuk melanjutkan PPKM.
Di samping itu, untuk mempercepat Herd Immunity atau kekebalan kelompok, pemerintah juga menggalakan program vaksinasi nasional untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Pada pelaksanaan vaksinasi tersebut, pemerintah menggunakan dua jenis vaksin yaitu Sinovac dan AstraZeneca.
Meskipun keduanya mempunyai khasiat yang sama, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita ingin mengenali kedua merek vaksin tersebut secara lebih detail dan terperinci.
Mungkin ada sebagian dari kita yang membutuhkan informasi tentang efek samping, dosis, kandungan, teknologi yang di gunakan, dan efikasi dari vaksin tersebut.
Yang jelas dan perlu di garisbawahi bahwa, baik vaksin Sinovac maupun AstraZeneca di nyatakan oleh WHO telah memenuhi standar internasional. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir untuk menggunakannya.
Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Jarak Waktu Pemberian Vaksin
Proses penyuntikan Vaksin COVID-19 di lakukan dalam dua tahap. Jumlah dosis yang di anjurkan oleh WHO adalah 0,5 ml untuk pemberian vaksin tahap pertama maupun kedua.
Namun terdapat perbedaan pada jarak waktu antara pemberian vaksin tahap pertama dan kedua. Pemberian vaksin AstraZeneca dalam rentang waktu 8 hingga 12 minggu. Sedangkan vaksin Sinovac di berikan dalam rentang waktu 2 sampai 4 minggu.
Asal Vaksin
Vaksin Sinovac di kembangkan oleh perusahaan farmasi Sinovac di China. Sedangkan vaksin AstraZeneca di kembangkan oleh perusahaan AstraZeneca bersama-sama dengan Universitas Oxford Inggris.
Kandungan Vaksin
Vaksin AstraZeneca memakai vektor adenovirus, sedangkan vaksin Sinovac memakai platform virus tidak aktif atau inactivated virus.
Bahan dasar vaksin AstraZeneca adalah virus hasil rekayasa genetika atau vector adenovirus. Sedangkan bahan dasar vaksin Sinovac adalah SARS-CoV-2 (virus corona) yang sudah di matikan.
Usia Penerima Vaksin
Perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca juga dapat kita lihat dari umur penerimanya. Vaksin Sinovac di berikan kepada orang yang berusia antara 18 hingga 59 tahun. Sementara, vaksin AstraZeneca di berikan kepada orang yang berusia di bawah 65 tahun, yaitu antara 18 sampai 64 tahun. Akan tetapi di Indonesia BPOM mengizinkan untuk di berikan kepada orang yang berusia di atas 60 tahun.
Efek Samping
Efek samping setelah pemberian vaksin Sinovac maupun AstraZeneca pada umumnya sama saja, yaitu timbulnya rasa nyeri di bekas lokasi suntikan.
Akan tetapi, kadang-kadang ada pula yang mengalami nyeri otot, sakit kepala, demam, dan kelelahan ringan. Biasanya efek samping ini akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 1 sampai 2 hari saja. Apabila setelah di suntik vaksin timbul gejala yang berat, segera hubungi dokter.
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, inactivated virus atau virus mati di gunakan untuk membuat vaksin Sinovac. Hal ini menimbulkan kekerapan demam, pegal, sakit kepala, pada penerimanya RENDAH SEKALI yaitu sekitar 2 hingga 4 persen saja. Ini benar-benar terbukti karena vaksin Sinovac dapat untuk mencegah penyakit berat, termasuk mencegah kematian.
Sementara itu viral vector di gunakan untuk membuat vaksin AstraZeneca. Caranya yaitu vektor yang merupakan adenovirus yang sudah di lemahkan di tumpangi virus Corona yang mati.
Hal ini menyebabkan kekerapan demam, sakit kepala, pegal-pegal mencapai 65 persen.
Namun dalam uji klinis, pada umumnya efek samping yang terjadi setelah vaksin hanya bersifat ringan sampai sedang (bukan berat) yang dapat sembuh dalam beberapa hari.
Efikasi
Perbedaan vaksin Sinovac dengan AstraZeneca selanjutnya adalah dalam efikasi.
Di kutip dari tribunnews.com, efikasi vaksin merupakan ‘kemanjuran’ vaksin yang di uji dalam pengujian klinik pada suatu penelitian.
WHO memberi syarat untuk efikasi vaksin adalah lebih dari 50%. Dan vaksin AstraZeneca maupun Sinovac memiliki efikasi lebih dari 50% seperti yang telah di persyaratkan oleh WHO tersebut.
Vaksin AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62 hingga 75%, sementara vaksin Sinovac mempunyai efikasi sebesar 56 hingga 65%. Oleh karena itu, kedua vaksin tersebut sangat efektif untuk melindungi badan atau tubuh kita dari serangan virus Corona.
Baca Juga: Kenali Modus Penipuan WhatsApp Terbaru dan Paling Berbahaya
Demikian ulasan Kami tentang perbedaan Vaksin Sinovac vs AstraZeneca, semoga berguna untuk pembaca setia Lintas Redaksi. Terima kasih.